Ekonom: Ini Bukan Kegagalan BI Rupiah Merosot Lagi

Ekonom: Ini Bukan Kegagalan BI Rupiah Merosot Lagi
Ekonom: Ini Bukan Kegagalan BI Rupiah Merosot Lagi. Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang hari ini dibandrol harga rata-rata di atas Rp14.600 per dolar AS, tidak bisa dikatakan sebagai kegagalan Bank Indonesia membangun kepercayaan pasar menghadapi sentimen eksternal.

Sebab, kata dia, pelemahan tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terhadap negara-negara emerging, meskipun pelemahan hari ini menjadi level yang terendah sejak September 2015.
Karenanya, kata David, level pelemahan tersebut tidak bisa dikatakan akibat sentimen negatif pasar terhadap BI.”Ini kan terjadi di hampir semua emerging market ya. Yang perlu dibandingkan sebetulnya bukan levelnya,” ujarnya

Buruk tidaknya pelemahan tersebut, lanjut dia, pada dasarnya harus dilihat berdasarkan periode yang sama dengan level yang terjadi di negara-negara lain secara year to date. Sebab, pelemahan rupiah pada hari ini terbilang moderat jika dibandingkan negara-negara lain.

“Kita sebenarnya memang pelemahannya dibanding yang lain masih relatif moderat. Bahkan kalau kita bandingkan dengan Yuan China itu kan negara yang ekonominya relatif kuat ya, tapi mereka melamah juga 8,5 persen, kita kan sekitar 7,5 persen,” ungkapnya.
 
Karena itu, dia menegaskan, pelemahan rupiah yang terjadi hari ini memang bukan akibat persepsi negatif pelaku pasar terhadap kondisi domestik Indonesia. Melainkan masih dipicu oleh normalisasi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat yang membuat arus modal dari emerging market balik ke AS.

“Apalagi kemarin pidatonya Powell di Jackson Hall itukan mengkonfirmasi bahwa mereka masih akan menaikkan suku bunga walaupun sebelumnya pasar agak tenang karena Trump kurang setuju dengan apa yang dilakukan The Fed,” ujar dia.

Comments

Popular posts from this blog

Tari Piring Getarkan Malam Budaya RI-Di Minia

Koalisi Prabowo tidak Berebut Kekuasaan

Duet Prabowo-Sandi Diusulkan Disingkat PADI, Fokus Isu Ekonomi